Minggu, 25 Maret 2012

Bagaimana Mungkin Kita Mengeluh

Suatu ketika, sepulang kerja, badan ini terasa lemas sekali. Penatnya pikiran dengan aneka ragam masalah pekerjaan, lelahnya mata yang hampir separuh waktu digunakan menatap komputer, betis yang terasa pegal, juga punggung dan leher terasa tegang. Ingin rasanya segera tiba di rumah untuk melepaskan segala beban pekerjaan.
Sesampainya di rumah, tempat yang pertama dicari adalah kamar tidur. Perlahan tubuh ini saya rebahkan di tempat tidur. Sambil memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam, terasa sekali nuansa damai, walau kondisi kamar tak sebesar dan seindah milik orang lain. Sayangnya, saat itu, hati saya terus mengeluh dan menghitung-hitung masalah beserta aneka kegagalan yang dialami.
Dalam menapaki hidup, ternyata kita sering mengeluhkan kesulitan yang menimpa. Kita sering merasa kekurangan dan berangan-angan mendapatkan semua yang dimiliki. Parahnya, kita pun sering menyiksa diri dengan memikirkan, menghitung dan membandingkan apa yang dimiliki orang lain.
Beruntungnya Diri Kita!
Bagaimana jalan keluarnya? Ketika kita merasa lelah karena bekerja, tampaknya kita harus mengingat ribuan orang belum punya pekerjaan. Mereka lelah karena mencari-cari pekerjaan. Ketika kaki kita pegal, kita tidak usah mengeluh, karena banyak saudara kita yang Allah uji dengan tak berkaki dan berlengan. Ketika pikiran kita penat karena banyak masalah, kitapun tidak usah mengeluh. Banyak saudara kita yang tidak memiki daya pikir, sehingga untuk merawat diri saja perlu bantuan orang lain.
Ketika mulut kita lelah karena menawarkan produk, mengajar, berdiskusi, atau memberi instruksi kepada tim, namun hasil tak sesuai harapan, kita pun jangan mengeluh. Masih banyak saudara kita yang Allah uji dengan tidak bisa bicara bahkan mendengar.
Ketika mata kita lelah karena seharian bekerja, semestinya kita tidak mengeluh. Banyak saudara kita yang Allah uji dengan "kegelapan"
 akibat tidak bisa melihat.
Ketika kita merebahkan diri di kamar sempit, semestinya kita tidak mengeluh. Betapa tidak, di negeri yang "kaya raya" ini masih banyak saudara kita yang tak punya tempat tinggal.
Ya, kita jarang mensyukuri nikmat yang Allah SWT anugerahkan. Malah kita sering berpikir bahwa Allah tidak adik terhadap kita. Hanya karena apa yang kita inginkan belum tercapai.
Kita pandai menghitung apa yang tidak kita miliki. Namun, kita amat bodoh karena tidak dapat menghitung apa yang kita miliki. Dalam hal keimanan misalnya. Kita sering menghitung apa yang kurang pantas kita lakukan, seperti menghitung hal-hal yang haram. Akibatnya kita berpikir bahwa agama itu banyak aturan dan larangan. Sayangnya kita jarang menghitung apa-apa yang boleh dilakukan.
Bagaimana mungkin kita mengeluh "menghadapi" nikmat Allah yang tak terhitung jumlahnya ini. Wallahu 'alam bish shawab.

By May Munawaroh

Minggu, 11 Maret 2012

Pesan untuk Jodohku.


Ini adalah sebuah pesan yang pernah di kirim oleh dua insan manusia yang mendamba jodoh mereka,  itu di mulai dari pesan singkat (SMS).

Wanita :

"Terimalah diriku apa adanya, wahai pendampingku kelak. Jangan bandingkan aku dengan yang lainnya, wahai pria yang masih dalam misteri IIahi..!!"


Pria: 
"Seseorang yang jadi jodohku, yang saat ini masih entah ada dimana. Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu bahkan sebelum aku bertemu dan mengenalmu. Karena ku tahu pasti kau bahagiaku dan begitu juga aku bahagiamu.."

Real story.

Meningkatkan Harga Diri


Rasa harga diri kita kadang turun karena berbagai hal. Mulai dari kelebihan berat badan, rambut yang sulit ditata dan lain sebagainya. Berikut, beberapa cara untuk membuat harga diri membumbung tinggi.

  • Tangkap setiap peluang yang mendatangi Anda, terutama di saat Anda tidak terlalu yakin untuk melakukannya. Setiap kali sukses melakukan sesuatu, Anda mencetak pesan bahwa Anda bisa dan harga diri Anda akan tumbuh.
  • Katakan 'Saya bisa' ketika suara dalam hati Anda mengatakan 'Saya tak bisa'. Setiap kali kita menegaskan kepada diri sendiri, bahwa kita bisa melakukan sesuatu, kendati pun kita tidak yakin, kita memberi cap sukses dalam jiwa kita.
  • Hormati kemenangan harian Anda. Jika Anda berhasil mengerjakan pekerjaan Anda pada hari itu, ketika Anda berpegang pada komitmen, sadari kemenangan-kemenangan kecil itu dan luangkan sedikit waktu untuk merasa bangga.
  • Baca sesuatu yang baik sebelum tidur. Buat daftar tentang semua yang anda capai pada hari ini. Dan baca sebelum tidur. Otak akan mengingat hal itu dan percaya diri akan meningkat.

Melepaskan Perfeksionisme.


Pepatah mengatakan, hidup itu tidak sempurna. Jika anda termasuk orang yang ingin sempurna, hilangkan kebiasaan superman atau superwomen dan Anda akan lebih bahagia dengan hidup Anda. Berikut,tips dari Carolyn Hobbs dalam buku Joy No Matter What.

> Lihat sisi baik.
Mengkritik itu mudah, tapi melihat nilai-nilai di dalam sesuatu itu lebih sulit. Saat menyadari diri Anda bersikap kritis, hentikan, tarik nafas panjang dan katakan kepada diri sendiri, "Ini secara sempurna tidak sempurna."

> Kurangi beban.
Kita sering menerima terlalu banyak beban hanya untuk membuktikan kita mampu, lalu menghukum diri sendiri karena tidak bisa menyelesaikannya secara baik. Pertama-tama, puji diri Anda karena sudah menyelesaikan semuanya. Lalu kaji ulang jadwal Anda mendatang untuk melihat beban apa yang bisa dikurangi.

> Tetapkan prioritas.
Terima kenyataan bahwa kita tak pernah bisa sempurna dalam segala hal. Tapi kita bisa cukup hebat dalam beberapa hal jika kita mengerahkan segala upaya ke dalamnya. Tetapkan apa yang paling penting untuk Anda. Lalu pindahkan energi dari hal-hal yang tidak penting ke hal-hal penting.

Kamis, 01 Maret 2012

4 Penjuru Hati Manusia



Sebuah pemetaan akan arah hati (Qolbu/Qolb) manusia. Sebuah wacana bagi kita semua dan tidak ada paksaan bagi yang tidak percaya. Qolb (hati) tidak pernah diam pada suatu tempat, Qolb selalu bergerak dan berputar layaknya sebuah rotor, kadang cepat dan kadang lambat. 4 penjuru hati adalah suatu penggambaran tentang letak Qolb, yakni berada di antara Ilahiyah (Ketuhanan), Akal, Rasa, dan nafsu. Qolb bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Semua tergantung dari kondisi batin kita. Pergerakan Qolb dalam 4 penjuru :

  1. Bila Qolb mendekat ke Ilahiyah maka Qolb secara otomatis akan menjauhi Nafsu, ini terjadi ketika kita mendekatkan diri pada Allah (percaya terhadap Allah dengan segala sifatnya) dan menyerakah pasrah pada Allah.

  2. Bila keadaan Qolb kita mendekat pada Nafsu, maka akan menjauhi Ilahiyah. Segala keburukan bisa terjadi, karena kita lebih mengedepankan Nafsu kita. banyak sudah contohnya keburukan yang terjadi ketika kita mendekat ke nafsu.

  3. Bila Qolb mendekat pada Rasa maka otomatis akan menjauhi Akal. Ini terjadi bila kita lebih banyak menggunakan perasaan kita dari Akal kita. Dan hal ini akan cenderung pada ego kita yang lebih banyak berperan didalamnya.

  4. Begitu juga sebaliknya bila kita lebih mendekatkan pada Akal, otomatis akan menjauhi Rasa. Kondisi ini banyak dialami oleh orang-orang yang lebih mengandalkan akalnya dalam menghadapi suatu masalah dengan mengesampingkan titik-titik yang lain.

Kondisi diatas bila terpaku pada satu titik dalam waktu yang cukup lama tidak akan bagus atau menjadi lebih baik. Semua harus balance(seimbang) yakni berada ditengah-tengah ke 4 titik tadi. Allah menciptakan keseimbangan dan keharmonisan dalam dunia ini misalnya ada siang ada malam, susah-senang, kaya-miskin. Dan semua itu diatur dalam harmoni kekuasaan Allah. Begitu juga halnya hati (Qolb) kita, Allah lah yang mengaturnya. Hati (Qolb) itu bergerak dengan sendirinya atas kuasa Allah namun manusialah yang diberi kuasa untuk mengendalikan seberapa cepat atau lambat gerak rotor dan arah hati (Qolb)nya agar tercipta hidup yang harmonis.

  1. Bila hati kita terlalu ke arah Ilahiyah, cobalah untuk mengarahkannya ke tengah-tengah tetapi tidak ke arah nafsu. Sebagai makhluk ciptaan Allah perlu kita sadari bahwa kodrat manusia itu adalah memiliki nafsu (keinginan/hasrat). Misal bila kita lapar, kita tidak akan kenyang hanya sekedar berdoa saja. Kalau kita mengandalkan nafsunya saja maka akan terjadi kanibalisme. Disini kita dituntut bagaimana menggunakan segala potensi baik Ilahiyah, Akal, Rasa, dan nafsu kita untuk mendapatkan yang terbaik dan dengan cara yang baik pula.

  2. Begitu halnya dengan yang lain bila Qolb condong pada satu titik, selalu cobalah untuk mengarahkan ke tengah. Disitu kita akan temukan ketenangan dalam batin.


Mungkin timbul pertanyaan di benak kita, bagaimana bila kondisinya diluar 4 titik diatas. Misalkan saja diantara Akal dan Nafsu. Coba anda bayangkan bila kita hanya lebih mengedepankan Nafsu dan Akal, apa jadinya?? Kebaikankah atau keburukan?

Akibat yang bisa timbul salah satunya kerusakan moral seperti yang terjadi saat ini seperti korupsi. Koruptor adalah orang yang hatinya berada diantara nafsu dan akalnya, nafsu ingin meraup kekayaan sebanyak-banyaknya dan akalnya dipakai untuk menipu orang-orang disekitarnya agar tindakkannya tidak diketahui. Untuk kondisi yang lain silahkan anda pahami sendiri, bila Qolb kita dalam kondisi antara Ilahiyah-Akal, Ilahiyah-Rasa, Rasa-Nafsu. Kebaikan atau keburukankah yang muncul?

Ini hanya sebagai pembelajaran bersama dan sebagai pengingat bagi kita semua. Kebenaran sejati hanya milik Allah.