Rabu, 24 Juni 2009

MENCINTAI ITU KEPUTUSAN

Lelaki tua menjelag 80-an itu menatap istrinya, lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar kemudian iapun berkata “kamu kaget melihat semua ubanku. Percayalah! Hanya kebaikan yang akan kamu temui disini.” Itulah kalimat pertama utsma bin Affan ketika menyambut istrinya terakhir dari sya, Naila. Selanjutnya adalah bukti.

Sebab cinta adalah kata lain dari memberi.....

Sebab memberi adalah pekerjaan....

Sebab pekerjaan adalah cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat.....

Sebab pekerjaan itu harus ditunakan dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh....

Maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia mengatakan “Aku mencintaimu” kepada siapapun!

Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhankepribadian d situ. “Aku mencintaimu,” adalah ungkapan lain dari, “Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia...

Aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin...

Aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang kulakukan padamu.....

Aku juga akan melindungi dirimu dan proses pertumbuhan itu...”

Taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseoran,” Aku mencintaimu,” kamu harus membuktikan ucapan itu. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarkan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta : memperhatikan, menumbuhkan dan melindungi.

Sekali deklarasi cinta itu tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan.

Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalam satu situasi : cinta yang tidak terbukti. Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas menjadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Dan tina-tiba saja perkawainan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.

Jalan hidup kita biasanya tidak linier. Tdak juga seterusnya pendakian dan penurunan. Karena itu konteks dimana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi sisitulah tantangannya ; membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Disitu konsistensi diuji. Disitu juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalan situasi yang longgar.

Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya merasakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh bahagia-sebahagianya. Puas sepuas-puasnya sampai tak ada lagi tempat yang lain. Bahkan setelah sang pencinta mati. Begitulah naila. Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya.tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu.




By Anis Matta “Serial Cinta”

BERSYUKURLAH......

Setelah kita bisa mengenal lebih dekat dengan Tuhan kita dan memasrahkan segalanya setelah kita berusaha. Sudah saatnya untuk kita bersyukur terhadap apa yang telah didapatkan dan yang belum didapatkan dan terhadap kemungkinan yang bisa didapat. Banyak hal di dunia ini yang diminta manusia belum tentu langsung dikabulkan. Adakalanya hal itu ditunda sampai kita pantas untuk mendapatkanya.

Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia. Syukur disinitidak hanya pada hal yang terlihat secara fisik saja tetapi juga perasaan terimakasih kepada Tuhan secara lebih mendalam, baik yang terlihat maupun yang tidak.

Kebanyakan orang baru bersyukur ketika mendapatkan kesenangan dan cara bersyukurnya pun terkadang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat. Kecenderungan mensyukuri sesuatu dengan hura-hura dan bersenang-senang. Semisal kelulusan sekolah atau dapat hadiah undian berhadiah banyak dari kita bersyukur dengan hur-hura dan membelanjakan sesuatu yang terkadang tidak perlu. Coba kita renungkan apakah kita bersyukur dengan cara seperti itu atau tidak.

Syukur tidak hanya sekedar diucapkan atau diungkapkan tetapi kalau bisa dilakukan dalam bentuk perbuatan. Selain itu syukur tidak hanya diungkapkan di waktu senang dan gembira saja, ketika sedih atau susahpun kita harus bisa bersyukur. Bahkan bersyukur harus setiap waktu karena nikmat dan karunia Tuhan tidak pernah berhenti diberikan kepada kita. Mari kita melihat sejenak ke diri kita sebelum kita menilai nikmat Tuhan yang diberikan ke orang lain. Contoh nikmat yang bisa kita lihat dan rasakan dalam diri kita adalah tubuh, makanan yang kita makan, minuman, udara yang kita hirup, kesehatan, waktu yang luang dan ketentraman. Kita jarang mensyukuri nikmat yang telah Tuhan anugrahkan. Malah sering kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil terhadap kita. Hanya karena apa yang kita inginkan belum tercapai.

Kita pandai menghitung apa yang tidak kita miliki. Namun kita amat bodoh karena tidak dapat menghitung apa yang kita miliki. Orang cenderung menilai sesuatu dari kurangnya bukan dari apa yang sudah diberikan, itulah yang membuat kita selalu merasa kurang dan kurang terus menerus. Misalnya kita diberi 10 soal dan baru bisa dikerjakan 4, sebagian dari kita akan mengatakan kurang lebih demikian”wah…masih kurang 6, makin berat aja”, seharusnya yang kita katakan adalah “syukur sudah selesai empat, ayo semangat”. Oleh karena itu marilah kita bersyukur kapanpun waktunya dan sekecil apapun nikmat itu.



Bersyukurlah !
Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan.

Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh.

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik. Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut. Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif. Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu.

Kamis, 04 Juni 2009

PROSES “DON’T THINK (JANGAN BERPIKIR)” DALAM HIDUP

Ada kalanya kita melakukan suatu kegiatan, usaha atau tindakan tanpa dipikir dulu dan apa yang dilakuakan itu sukses/berhasil. Kita hanya melakukannya cuma karena yakin bisa. Tidak ada motif untuk bertindak, semua yang dilakukan hanya berlandaskan percaya bahwa apa yang dilakukan itu benar.
Banyak hal di dunia ini yang jika dipikir dan semakin dipikir malah semakin membingungkan dan terkadang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang bila dijawab tidak ada habisnya.
Tuhan menciptakan sesuatu di dunia ini mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit yang bisa dimengerti dan dipikir manusia . Kesemuanya itu tidak diciptakan secara sia-sia. Untuk mengerti arti dan makna ciptaan-Nya, ada hal yang terkadang harus dipahami dengan “don’t think (jangan berpikir).
Mari kita renungkan sejenak, apakah pernah kita mengalami hal seperti itu?. Hal yang yang semakin dipikirkan malah membuat kita semakin binggung, tetapi ketika tanpa dipikir dan hanya dilakukan saja malah membuat hal tersebut dapat di mengerti dan dipahami. Semua itu tentu saja tidak terjadi secara spontan, butuh ada proses dalam perjalanannya.
Bila dipahami dengan seksama proses “don’t think” ini sebenarnya juga diajarkan dalam agama. Namun tidak semua orang menyadari akan hal itu. “don’t think” (jangan dipikir) disini secara umum dapat diartikan sebagai suatu poses dimana manusia melepaskan pikiran sejenak mengenai hal-hal keduaniawian dan mendekat mengenal Tuhan. Suatu proses yang hanya mengandalkan rasa percaya dan yakin. Segala yang dilakukan hasilnya di serahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan menerima apapun hasilnya. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin dan semua bisa terjadi selama Tuhan menghendaki.
Disaat kita tidak mampu, satu-satunya harapan hanyalah bersandar pada kekuatan Tuhan Semesta Alam, yang mampu melakukan segala perkara termasuk segala hal yang ada diluar kemamuan manusia. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Kalau Tuhan membantu kita siapa yang bisa membuat usaha kita gagal.
Bagi yang baru pertama kali mendengar kata “don’t think (jangan berpikir)”, mungkin sedikit membingungkan. Dari sini pula mungkin akan muncul pertanyaan-pertanyaan dalam benak kita. Bahkan terkadang ini menjadi rumit dan sulit djelaskan, tetapi yang pasti bisa dipahami.
Masalah-masalah yang dihadapai manusia, terkadang bisa terselesaikan atau terpecahkan dengan proses ini, yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah kapan proses ini dipakai atau berlangsung?
Sebagian dari kita mungkin tidak menyadari kapan proses ini berlangsung. Hal itu dikarenakan adanya perasaan takut, cemas dan khawatir yang mempengaruhinya. Proses ini bisa muncul ketika kita sudah dalam tahap titik puncak kebingungan dalam menghadapi masalah.
Kembali ke pengertian awal “don’t think” adalah melepaskan sejenak masalah keduaniawan dan mendekat ke Tuhan. Melepas disini bukan berarti melepaskan masalah atau menghindari masalah tetapi lebih pada mencoba merubah sudut pandang kita terhadap masalah yang dihadapi. Pada titik puncak kebingungan sebagian manusia banyak yang lupa dengan Tuhannya karena terlalu sibuk mengurusi masalahnya sendiri. Padahal ada tempat yang baik untuk meminta petunjuk untuk mencari jalan keluar masalah yakni Tuhan. Bagaimanapun sebenarnya kita mampu melakukan lebih dari yang kita mampu pikirkan saat ini.